21 Juni 2014 kemarin adalah Waskita Family Gathering. Ada banyak doorprize untuk para pegawai. Kemarin aku meminta doorprize sama Allah, tak tanggung tanggung yang aku
minta Grand prize yang paling tinggi,
Umroh. Banyak hadiah yang menggiurkan, tapi yang kupinta hanya itu. Saat tablig
akbar waktu itu juga, doorprizenya sama, pergi umroh. Aku minta sama Allah.
Alhamdulillah, belum dikabulkan.
Aku tau banyak doorprize yang lumayan worth it, seperti kulkas, ac, dll.
Tapi entah kenapa doaku hanya Umroh, umroh dan umroh. Aku tak bilang sama
Allah, kalo ga dapet umroh, bolehlah kulkas atau TV atau yg lainnya yang
lumayan mahal.
Saat teman2 yang lain mendapatkan hadiah itu. Deg...ada perasaan iri.
Kuperhatikan teman-teman yang sering duha, mereka ada yang mendapat HP, TV
32’’, kompor gas. Kenapa doaku tidak diganti dengan yang lebih baik? Munculah
negative thinking.
“ Ya Allah, mungkin Duhaku tidak ikhlas ya, mereka dapat sesuatu yang lebih dari aku. Ya Allah, apa rizkiku memang sedikit?Ya ALLAH, lapangkanlah rizkiqu”. Tapi aku berusaha mungkin untuk menepis segala pikiran negative. Merasa tidak bersyukurnya aku hanya dapat voucher belanja 100ribu. Kemudian ku tersadar, astaghfirullah, ku coba tepis sekuatnya rasa iri itu dan bersyukur dengan yang aku dapat. Kuingat2 ayat: Dan nikmat TuhanMu manakah yang kamu dustakan dan ayat: jika kamu bersyukur maka aku tambah, jika kamu ingkar, maka azabku sangat pedih.
Dan kemudian, Allah seperti memberi jawaban. Kenapa doaku tidak diganti
dengan yang lebih baik? Karena mmg yg ku minta adlh hadiah yg terbaik. Tak ada
yang lebih mahal dari Umroh. Dan aku husnudzon saja, mungkin memang belum
saatnya aku umroh. Tapi suatu saat nanti, atas izin ALLAH. Bahkan mungkin dalam
moment yang romantis bersama suami tercinta. That’s my dream. Amen.